Seni pun diperkosa demi hawa nafsunya. Hayo gunakan seni tuk kebaikan (hayo, hayo) Hayo gunakan seni tuk keindahan (hayo, hayo) Hayo gunakan seni untuk agama (hayo, hayo) Hayo gunakan seni untuk negara (hayo, hayo) Mari bernyanyi dan bergembiralah. Tapi tetap dalam kesopanan dan iman. Bagaimana, masih mau nyanyi lagi.
Pandangan mu sangat tajam menembus hatiku. Ho… menembus hatiku. Pertemuan dengan dirimu dimalam itu. Ho… sangat berkesan. Aku tersenyum, engkau tersipu. Hubunganpun mulailah. Ku ulur tangan kau sambut tangan. Bersalaman, terjadilah. Aku menyapa, engkau berkata. Spatial Deixis Of King Dangdut By Rhoma Irama Songs” [5], “Language Style in the Lyrics of the Song ‘Virus Corona’, ‘Bencana’, and ‘Suratan’ by Rhoma Irama” [6], “Illocution Force of Rhoma Irama's Songs ‘Virus Corona’, ‘Perjuangan dan Doa’ and ‘Nilai Sehat’ in Public Selamat jalan dan sampai jumpa lagi. Esok kita akan berpisah. Tentu hari-hari kan jadi sunyi. Esok kita akan berpisah. Tentu hari-hari kan jadi sunyi. Semakin lama kita berpisah. Semakin mesra untuk berjumpa. Malam ini malam terakhir bagi kita. Untuk mencurahkan rasa rindu di dada. Rhoma Irama is a multi-talented artist who is very popular today. He has created many songs with many themes as well. One of the songs that voiced about nationalism, titled "Indonesia". However, in the lyrics of the song, he criticized the government because of social inequality that occurred in this rich and fertile country. K2M4KR.